Anda ingin berangkat ke Tanah suci ? betul betul ingin ? Insya Allah inilah kunci jawabannya
Seorang anak ingin punya sepeda. Lantas, apa tanggapan ayahnya ?
- Pantaskan ilmunya. Maksudnya, belajarlah bersepeda walaupun punya sepeda
- Pantaskan uangnya. Maksudnya, menabunglah. Rutinkan tiap minggu atau tiap bulan, walaupun tabungan selama setahun sekalipun tidak cukup untuk membeli sepesa.
- Memang, tabungan itu tidak cukup bahkan tidak akan pernah cukup. Namun, karena melihat kesungguhan si anak dalam belajar bersepeda dan menabung, maka sang ayahlah yg kemudian mencukupkannya
Begitu pula Anda yg ingin berangkat ke Tanah suci.
- Pantaskan ilmunya. Pertama-tama, mengaji hadits manasik atau buku tentang umroh dan haji atau bisa baca artikel2 di umrohhajimabrur.blogspot.com . Kedua, tanya orang-orang yang sudah pernah kesana (bagi pengalaman). Ketiga, minta brosur dan keterangan di biro perjalanan haji dan instansi terkait. Keempat, ikuti manasik Haji atau Umroh
- Pantaskan uangnya. Pertama buka rekening khusus untuk Umroh dan Haji, walaupun cuma Rp.500 Ribu. Kedua, rutinkan menabung tiap bulan, walaupun cuma Rp.100 Ribu
- Pantaskan Pahalanya. tahukah Anda Hadits Nabi SAW berikut ini, : “Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah (di masjid) lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at (Shalat Isyraq), maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang Sempurna, Sempurna dan Sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586) ; Nah, sudahkan Anda mencoba mengamalkan hadits ini ? ( Gratis lho! )
- Minta doa kepada Orang tua dan juga istri (pasangan Anda) untuk bisa bersama2 mendoakan Anda
- Jangan lupa juga untuk banyak bersedekah, melakukan shalat sunnah (Dhuha, Tahajud) dan amal sunnah yg lain
- Selanjutnya, biarlah Allah Yang Maha Kuasa yg mencukupkan. Bukankah Allah yang menyuruh kita Umroh dan Haji ? Maka Pasti Allah akan mencukupkan. Dengan izin-Nya, niscaya Anda akan menginjakkan kaki di Tanah Suci dalam waktu dekat.
Betapa banyak orang kaya, muda, sehat dan kuat, tapi tidak kesampaian menginjakkan kaki ke Tanah Suci. Sebaliknya, betapa banyak orang miskin, tua, cacat dan lemah, tapi malah kesampaian menginjakkan kaki ke Tanah Suci. Hal ini banyak kita temui di sekitar kita. Di Masjidil Haram juga ada orang yg mengelilingi Ka’bah dengan menggunakan tangannya karena dia tidak memiliki kaki. Begitulah, bagai Allah Yang Maha Kuasa tidak ada yang mustahil.