MAKKAH–Selain persiapan fisik dan mental, para jamaah calon haji juga perlu dibekali pengetahuan jelang pelaksanaan wukuf di arafah, mabit di Muzdalifah, dan Mina (Armina). Salah satunya adalah pembekalan yang tidak perlu berlebihan.
“Memang banyak jamaah yang tidak paham kemudian membawa koper. Seharusnya secukupnya saja,” kata Kasatgas Mina, Subakin Abdul Muthalib saat ditemui wartawan di Wisma Haji Rusayfah, Makkah, Jumat (12/11/2010).
Sebab, jika para jamaah membawa barang-barang secara berlebih dikhawatirkan akan merepotkan si jamaah itu sendiri. Karena, membawa badan saja sudah letih, ditambah lagi dengan membawa koper atau tas besar.
“Maka saran saya bawa barang secukupnya,” kata Subakin lugas.
Selain disarankan membawa barang secukupnya, para jamaah juga diharuskan untuk meninggalkan barang-barang berharga di pemondokan dan disimpan di tempat yang aman. Sebab, di lokasi tenda Armina bisa jadi kurang aman bagi para jamaah untuk membawa barang berharga seperti perhiasan dan uang.
Jarak antara Kantor Misi Haji Indonesia di Mina dengan jamarat sekira 2 kilometer. Sementara jarak tenda jamaah terjauh di Mina Jadid menuju jamarat sekira 7 kilometer. Mina Jadid merupakan pengembangan dari Mina yang karena faktor alam tidak bisa menampung semua jamaah. Di Mina Jadid ada 10 maktab Indonesia.
Diperkirakan fisik para jamaah akan terkuras saat berjalan kaki dari arah Mina menuju jamarat untuk melakukan lontar jumroh aqobah, wustha dan ula. Jarak dari tenda jamaah terjauh mencapai tujuh kilometer yakni di Mina Jadid. Sedangkan terdekat dilakukan dengan jalan kaki sejauh dua kilometer.
Selain membawa barang yang tidak terlalu banyak, para jamaah juga diharapkan tidak merokok saat melaksanakan proses ritual haji. Sebab, banyak papan pengumuman di Armina yang meminta kepada jamaah tidak merokok. “Memang itu imabuan dari pemerintah Saudi. Saya harapkan jamaah juga mematuhinya,” papar Subakin. mch/Riyanto