Waktu-Waktu Do'a Mustajab
Allah memberikan masing-masing waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berdeda-beda, diantaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdoa, akan tetapi kebanyakan orang menyia-nyiakan kesempa- tan baik tersebut. Mereka mengira bahwa seluruh waktu memiliki nilai yang sama dan tidak berbeda. Bagi setiap muslim seharusnya memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapat kan kesuk-sesan, keberuntungan, kemenangan dan keselamatan.
Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain.
Allah memberikan masing-masing waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berdeda-beda, diantaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdoa, akan tetapi kebanyakan orang menyia-nyiakan kesempa- tan baik tersebut. Mereka mengira bahwa seluruh waktu memiliki nilai yang sama dan tidak berbeda. Bagi setiap muslim seharusnya memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapat kan kesuk-sesan, keberuntungan, kemenangan dan keselamatan.
Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain.
Kesempatan pergi haji dan umrah tentu tidak disia-siakan bagi para jamaah calon haji, terutama untuk berdoa sebanyak-banyaknya di tanah suci. Selain berdoa untuk diri sendiri, biasanya para jamaah calon haji juga dititipi doa oleh keluarga, kerabat, dan rekan-rekan di tanah air. Kenapa? Karena berdoa di tempat-tempat tertentu di tanah suci diyakini akan dikabulkan oleh Allah.
Berikut ini ada 5 tempat mustajab di Mekkah dan Madinah yang merupakan tempat favorit dan mustajab bagi para jamaah calon haji dan umrah untuk memanjatkan doa.
1. Di Multazam
Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah saw bersabda:
Bagi orang yang beribadah haji dan umroh, maka kota Makkah merupakan tujuan utama untuk dikunjungi. Hal ini karena memang ritual haji maupun umroh dilaksanakan di Kota Makkah dan sekitarnya. Bagi mereka yang melaksanakan umroh sebenarnya ritual ibadahnya hanya berada di Kota Makkah saja dan terpusat di Masjidil Haram, karena rukun ibadah umroh hanyalah, ihrom dari miqot, thawaf, sa’i, tahallul dan tertib. Selain ihrom dari miqot, yang biasanya dimulai dari Dzul Hulaifah, Ji’ronah, Tan’im, Yalamlam yang merupakan kota-kota di sekitaran Makkah, praktis ibadah umroh hanya terpusat di Masjidil Haram, yaitu thawaf atau mengelilingi Ka’bah, sa’i di bukit Safa dan Marwa yang tempatnya juga masih dalam komplek Masjidil Haram serta tahalul yang juga dilaksanakan di sekitar Masjidil Haram.
Ketika kita melaksanakan ibadah haji dan umroh, selain kota Makkah yang menjadi tujuan kita dapat dipastikan kita akan berkunjung pula ke Kota Nabi yaitu Madinah. Di Madinah itulah terdapat Masjid Nabawi yang merupakan masjid yang dibangun oleh Nabi beserta para sahabatnya setelah melakukan hijrah dari Kota Makkah. Dan di dalam Masjid Nabawi tersebut terdapat makam Rosulullah dan dua sahabat terdekatnya yaitu Abu Bakar As-Siddiq beserta Umar ibn Khottob.
Berikut nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah ketika beliau ditanya: “Ada seorang muslim yang hendak menunaikan ibadah haji, apa saja hal-hal yang semestinya dia lakukan agar ibadah hajinya diterima insya Allah?” [1]
Beliau mengatakan: Beberapa hal yang semestinya dia lakukan agar hajinya diterima adalah:
1. Berniat bahwa ibadah hajinya tersebut ditunaikan dalam rangka mengharapkan wajah Allah ‘azza wajalla, inilah yang dimaksud dengan ikhlas.
2. Dan hendaknya dia juga mengikuti (petunjuk) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menunaikan manasik hajinya, dan inilah yang dimaksud dengan mutaba’ah.
Kita sering dihadapkan pada ragam ibadah yg berbeda satu dgn lainnya. Namun ketika telah mengikrarkan syahadat Muhammadarrasulullah mk yg semesti terpatri di benak kita adl meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm segenap aspek dan tata cara ibadah termasuk berhaji.
Pergi ke tanah suci utk menunaikan ibadah haji merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yg menjadi dambaan tiap muslim. Predikat ‘Haji Mabrur’ yg tiada balasan bagi kecuali Al-Jannah tdk urung menjadi target utama dari kepergian ke Baitullah. Namun mungkinkah semua yg berhaji ke Baitullah dapat meraihnya? Tentu jawaban mungkin bila terpenuhi dua syarat:
Langganan:
Postingan (Atom)