KEUTAMAAN SHOLAT DI MASJID NABAWI



Ketika kita melaksanakan ibadah haji dan umroh, selain kota Makkah yang menjadi tujuan kita dapat dipastikan kita akan berkunjung pula ke Kota Nabi yaitu Madinah. Di Madinah itulah terdapat Masjid Nabawi yang merupakan masjid yang dibangun oleh Nabi beserta para sahabatnya setelah melakukan hijrah dari Kota Makkah. Dan di dalam Masjid Nabawi tersebut terdapat makam Rosulullah dan dua sahabat terdekatnya yaitu Abu Bakar As-Siddiq beserta Umar ibn Khottob.
Sebagai umatnya, apabila mampu kita diperintahkan untuk dapat berziarah ke makam Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebuah hadits nabi menyatakan bahwa, Anas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang menziarahi aku di Madinah Munawwarah dengan niat mencari pahala, maka ia akan menjadi tetanggaku, dan aku akan mensyafaatinya pada hari Kiamat." (H.R. Uqaili, Baihaqi, & Abu Dawud ). Begitu juga disebutkan dalam sebuah hadits lainDari Anas r.a., ia berkata, "Ketika Rasulullah saw. berhijrah keluar dari Makkah, maka segala sesuatu yang ada di sana menjadi gelap, dan ketika beliau masuk Madinah, segala sesuatunya menjadi terang. Kemudian Rasululah saw, bersabda, "Kuburku di Madinah, rumahku di Madinah, tanahku di Madinah. Dan wajib bagi setiap orang muslim untuk menziarahinya." ( H.R. Abu Dawud ).
Di samping kita berziarah ke makam Baginda Nabi Muhammad SAW, ketika kita berada di Madinah kita juga diperintahkan untuk memperbanyak melakukan ibadah di Masjid Nabawi, utamanya sholat. Untuk itu, maka ketika melakukan ibadah haji khususnya yang regular dan dari jamah haji Indonesia terdapat istilah yang sangat popoler yaitu arba’in atau melakukan sholat wajib di Masjid Nabawi sebanyak 40 waktu sholat. Hal ini didasari karena keutamaan melakukan sholat di Masjid Nabawi yang disebutkan oleh Nabi mempunyai nilai seribu kali dibanding melakukan sholat di masjid-masjid yang lain.  Rosulullah bersabda “Satu kali sholat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali sholat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali sholat di masjid lainnya."(Riwayat Ahmad, dengan sanad yang sah).
Dengan demikian apabila kita melakukan ibadah sholat sebanyak 40 waktu yang artinya kita melakukan 136 rokaat (17 rokaat x 8 hari), sama besar dengan kita melakukan 136.000 rokaat di masjid yang lain kecuali di masjidil haram. Sehingga 136.000 rokaat sama dengan 8000 hari atau sekitar 22,2 tahun. Subhanallah. Alangkah senangnya apabila kita dapat melaksanakan sholat berkali-kali di Masjid Nabawi tersebut. Tapi ini hanya hitungan secara matematika manusia yang jauh dari benar apabila dibandingkan dengan matematika Allah. Karena bagaimanapun juga pahala sangat tergantung dari niat dan keikhlasan kita dalam melaksanakan ibadah. Sungguhpun demikian hal ini cukup bagi kita untuk selalu merindukan dan berkeinginan untuk berziarah dan memperbanyak amalan sholat di Masjid Nabawi tersebut.
Alangkah salah dan bodohnya kita apabila kita diberikan kesempatan untuk dapat beribadah haji atau umroh tetapi ketika sampai di Madinah kita jarang melakukan sholat berjamaah di Masjid Nabawi, malah hanya sholat di hotel atau pemondokan saja. Atau yang lebih ironis ketika kita sampai di Kota Nabi tersebut hanya asyik berbelanja dan jalan-jalan saja, tidak memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi. Anehnya mereka senang ketika sampai di rumah dipanggil dengan sebutan haji atau hajjah, padahal di sana tidak mendalami dan melaksanakan ibadah yang semestinya dilakukan oleh seorang haji ataupun hajjah. Wallahua’lam.
0 Responses