Bagi orang yang beribadah haji dan umroh, maka kota Makkah merupakan tujuan utama untuk dikunjungi. Hal ini karena memang ritual haji maupun umroh dilaksanakan di Kota Makkah dan sekitarnya. Bagi mereka yang melaksanakan umroh sebenarnya ritual ibadahnya hanya berada di Kota Makkah saja dan terpusat di Masjidil Haram, karena rukun ibadah umroh hanyalah, ihrom dari miqot, thawaf, sa’i, tahallul dan tertib. Selain ihrom dari miqot, yang biasanya dimulai dari Dzul Hulaifah, Ji’ronah, Tan’im, Yalamlam yang merupakan kota-kota di sekitaran Makkah, praktis ibadah umroh hanya terpusat di Masjidil Haram, yaitu thawaf atau mengelilingi Ka’bah, sa’i di bukit Safa dan Marwa yang tempatnya juga masih dalam komplek Masjidil Haram serta tahalul yang juga dilaksanakan di sekitar Masjidil Haram.
Adapun bagi mereka yang melaksanakan ibadah haji mungkin ditambah di Arafah untuk melaksanakan wuquf serta di Mina untuk melakukan lempar jumrah yang keduanya ini tidak dilaksanakan di dalam ibadah umroh. Sama ketika di Madinah para jamaah haji biasanya juga melakukan kesunatan arba’in, atau sholat selama 40 waktu di Masjidil Haram. Sungguh apabila kita mengerti, maka terdapat nilai pahala yang sangat besar ketika kita dapat melaksanakan ibadah khususnya sholat di Masjidil Haram ini. Rosulullah telah bersabda “Satu kali sholat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali sholat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali sholat di masjid lainnya." (Riwayat Ahmad, dengan sanad yang sah).
Apabila kita hitung secara logika matematika, maka ketika kita melakukan 40 kali waktu sholat di Masjidil Haram yang berarti 8 hari kita sholat di Masjidil Haram, dan tiap harinya 17 rokaat berarti kita melakukan 136 rokaat sholat. Selanjutnya dengan dasar hadits tersebut di atas berarti kita sama dengan melakukan 13.600.000 rokaat di masjid selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi (Masjid Nabawi dikalikan 1000). Itu artinya apabila kita bagi 17 rokaat harian kita maka akan didapat 800.000 hari, kalau setahun terdapat 365 hari maka akan kita dapatkan 2191,8 tahun. Alangkah besarnya nilai pahala sholat di Masjidil Haram. Tetapi sekali lagi ini hanya hitung-hitngan secara matematika saja, karena Allah-lah yang paling mengetahui tentang segalanya, termasuk mana ibadah kita yang diterima dan ditolak.
Sungguh beruntunglah mereka yang bisa melaksanakan ibadah haji atau umroh, karena biaya yang mereka keluarkan sebenarnya tidak sebanding dengan “nilai” yang akan bisa mereka dapatkan apabila memang ibadah haji dan umroh betul-betul dilakukan dengan ikhlas dan hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT. Bagi mereka tidak penting sebutan haji atau hajjah ketika tiba di tanah air, tetapi nilai ibadah tersebutlah yang paling utama dibandingkan dengan apapun. Semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang beruntung yang dapat menunaikan ibadah haji dan umroh. Wallahua’lam.